Pages

Sabtu, 29 September 2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA SISWA KELAS IX


Sumber: Jurnal Pendidikan "Dwija Utama"
Edisi Agustus Tahun 2011


PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK  LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 4 SELOGIRI SEMSTER II TAHUN AJARAN 2009/2010
oleh  Sukamti
ABSTRAK

Sukamti. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Teknik Latihan Terbimbing Berdasarkan Ilustrasi Tokoh Idola Siswa Kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri semester II tahun ajaran 2009/2010.
Menulis sebagai salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan idenya baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Sekolah sebagai tempat siswa mengenyam pendidikan diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis dengan baik menggunakan teknik yang tepat sehingga potensi dan daya kreativitas siswa dapat tersalurkan dengan baik, tidak hanya potensi yang terpendam. Permasalahan
penelitian ini adalah (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. (2) bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. (2) mendeskripsikan pendapat siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Data tes yaitu berupa penilaian keterampilan menulis cerpen. Sedangkan alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Simpulan dari penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola terlihat dari hasil tes menulis cerpen siswa pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus mencapai 53 kemudian setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 73 atau meningkat sebanyak 25,94% dari prasiklus. Setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 78 atau meningkat sebanyak 7,58% dari siklus I dan meningkat sebanyak 49,22% dari prasiklus.

Kata kunci: Keterampilan menulis cerpen, teknik latihan terbimbing, dan ilustrasi
        tokoh idola.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyampaikan maksud kepada orang lain atau pembaca dengan menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar sehingga apa yang ditulis dan disampaikan sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Keterampilan menulis pada prinsipnya yaitu melihat adanya hubungan antara keterampilan menulis dengan keterampilan membaca melalui penulis dan pembaca. Bila penulis menuliskan sesuatu, maka orang lain atau pembaca sedikit banyak akan telibat di dalamnya (Chusnul Ni'mah 2006:6).
Salah satu cara membuat kelas lebih hidup dan siswa lebih aktif, yakni dengan mendorong siswa berlatih untuk menulis kreatif. Ini dilakukan dengan memberikan tema-tema yang bersifat umum agar dapat dikembangkan sendiri oleh para siswa, berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka. Tema yang diberikan dapat diambil dari karya-karya sastra yang pernah dibaca oleh siswa, atau dapat diambil dari berbagai karya sastra yang pernah dikenalnya. Dalam kajian ini dipilih cerpen sebagai objek penelitian. Pemilihan cerpen dalam penelitian karena ada beberapa alasan. Pertama, menulis cerpen tidak memerlukan waktu yang lama disebabkan cerpen lebih pendek dibanding dengan novel. Kedua, bahasa yang digunakan dalam cerpen merupakan bahasa yang sederhana, lebih sederhana dibandingkan bahasa dalam puisi yang dengan bahasa yang singkat mampu merangkum semua ide cerita dalam satu rangkaian tema.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa  faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis cerpen antara lain; Faktor dari guru yaitu (1) guru kurang menguasai materi yang disampaikan, (2) guru enggan mengevaluasi hasil tulisan siswa yang berupa cerpen, (3) guru dalam pembelajaran menulis masih bersifat teoretis dan terkesan monoton sehingga pererta didik merasa bosan. Faktor dari siswa yaitu (1) Siswa kurang tertarik terhadap materi yang diberikan atau materi menulis, (2) siswa terkesan enggan diberi tugas menulis, (3) siswa kesulitan dalam menentukan ide untuk tulisannya, dan (4) siswa menganggap menulis sebagai keterampilan yang sulit dilakukan. Faktor kurikulum yaitu : sering terjadinya perubahan kurikulum.
C. Rumusan Masalah
1) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola?
2) Bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan kedua rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri  setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
2) Mendeskripsikan pendapat siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1) Manfaat teoretis
Manfaat teoretis setelah dilakukannya pembelajaran menulis cerpen dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola adalah berupa ditemukannya pendekatan dan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran tersebut.
2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti yang lain.
Bagi siswa, dengan adanya penelitian siswa mendapat suatu pengalaman baru yang bermakna dengan adanya pembelajaran menulis cerpen dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerpen bagi siswa.
Bagi peneliti yang lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam hal cara meningkatkan keterampilan menulis cerpen.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Hakekat  Menulis
            Astuti (2004) dengan judul  Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang membahas masalah upaya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas II PS 4 SMK Negeri 8 Semarang Tahun ajaran 2003/2004. Dengan menghadirkan model dalam pembelajaran, ternyata kemampuan siswa menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus 1, dan hasil tes siklus 2. Hasil pratindakan siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 60 masuk kategori kurang. Hasil tes siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 68 atau meningkat 8% dari pratindakan dalam kategori cukup. Pada siklus II hasil tes mencapai nilai rata-rata sebesar 75 atau meningkat sebesar 7% dari siklus I dan masuk dalam kategoi baik. Hasil penelitian nontes juga menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif.
2. Menulis Kreatif Cerpen
Dasar penulisan kreatif atau creatif writing sama dengan menulis biasa,pada umumnya. Unsur kreativitas mendapat tekanan dan pehatian besar karena dalam hal ini sangat penting peranannya dalam pengembangan proses kreatif  seorang penulis/pengarang dalam karya-karyanya, kreativitas ini dalam ide maupun akhirnya (Titik 2003:31). Untuk memulai menulis memang memerlukan proses kreatif yaitu dimulai dengan adanya ide (kekayaan batin/intelektual) sebagai bahan tulisan. Ide itu bisa diperoleh setiap saat, kapan mau menulis. Sumber utamanya adalah bacaan, pergaulan, perjalanan (traveling), kontemplasi, monolog, konflik dengan diri sendiri (internal) maupun dengan di luar kita (external), pemberontakan (rasa tidak puas), dorongan mengabdi (berbagi ilmu), kegembiraan, mencapai prestasi, tuntutan profesi dan sebagainya.
Trianto (dalam Kholifah 2006:19) menyebutkan bahwa tulisan yang bersifat kreatif merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif
maksudnya melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman/berbagai hal yang menggejala dalam diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. Salah satu teks bersifat kreatif adalah teks cerpen.
3. Cerita Pendek
a. Pengertian Cerita Pendek
Pengertian cerpen diungkapkan oleh sastrawan kenamaan dari Amerika yang bernama Edgar Alan Poe (dalam Nurgiantoro 2005:10). Dia mengatakan bahwa cerita pendek (cerpen) adalah sebuah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.
b. Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
Menurut Rahmanto (dalam Fariqoh 2002:11) cerpen tersusun atas unsurunsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan unsur-unsur pembangun cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak.
4. Teknik Latihan Terbimbing
Pada dasarnya teknik yang digunakan dalam suatu pembelajaran mengacu pada cara-cara atau alat-alat yang digunakan seorang guru dalam kelas sebagai taktik untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran di kelas pada waktu itu. Teknik latihan terbimbing pada penelitian ini adalah suatu cara untuk memperoleh ketangkasan melalui suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus secara sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai keterampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan untuk menerima dirinya, keterampilan untuk mengarahkan dirinya, dan keterampilan untuk merealisasikan dirinya.
5. Ilustrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi ilustrasi diartikan sebagai penjelasan tambahan berupa contoh, bandingan, dsb untuk lebih memperjelas paparan (tulisan dsb).
6. Tokoh Idola
Tokoh idola merupakan seseorang yang sangat dikagumi oleh penggemarnya. Kekaguman itu dapat ditimbulkan oleh beberpa hal antara lain kekagumannya terhadap kepandaian atau kecerdasan yang dimiliki, kebaikannya, prestasi-prestasi yang dimiliki, hasil karya yang diciptakan dan sebagainya. Tokoh idola adalah bagian penting dari identitas yang paling sejati dari seseorang.
Teknik menulis cerpen dengan latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola dalam penelitian ini diartikan sebagai menulis cerpen berdasarkan kisah nyata yang berupa pengalaman orang lain, dalam hal ini dapat diambil dari kisah nyata tokoh idolanya yang paling menarik untuk dijadikan ide untuk dikembangkan menjadi sebuah cerpen dengan bimbingan dari seorang guru.
B. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis cerpen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk menentukan ide atau gagasan untuk dituangkan ke dalam sebuah cerpen. Oleh karena itu, agar kesulitan
tersebut dapat diatasi perlu diterapkan teknik pembelajaran yang tepat serta menarik perhatian siswa. Salah satu teknik yang digunakan adalah teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. Teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola di dalam menulis cerpen diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk membantu siswa dalam menentukan ide atau gagasan dalam menulis cerpen. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan melalui dua siklus yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah yang terdapat pada kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri, penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan oleh peneliti maka hipotesis dalam penelitian tindakan  kelas ini   dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola  akan meningkatkan keterampilan siswa kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri dalam menulis cerpen.

METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXB yang berjumlah 42 siswa, sedang obyeknya adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IXB SMP Negeri 4 Selogiri. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari tujuh kelas di tingkat kelas IX. Penulis mengambil subjek penelitian kelas IXB dengan alasan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa masih kurang jika dibandingkan dengan kelas yang lain, peneliti adalah guru bahasa indonesia di kelas ini.
B. Variabel Penelitian
1. Keterampilan menulis cerpen kelas IXB, yaitu kemampuan sirwa dalam menulis (membuat) unsur-unsur pembangun cerpen.
2. Penggunaan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola dalam pembelajaran menulis cerpen, yaitu menulis cerpen berdasarkan kisah nyata yang berupa pengalaman orang lain, dalam hal ini dapat diambil dari kisah nyata tokoh idolanya yang paling menarik untuk dijadikan ide atau gagasan untuk dikembangkan menjadi sebuah cerpen dengan bimbingan dari seorang guru.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan bentuk dan uji instrumen berupa tes dan non tes.  Bentuk nontes antara lain observasi, jurnal,pedoman wawancara, dokumentasi foto.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri atas, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data tersebut diperoleh melalui langkah-langkah berikut:
1. Variabel keterampilan menulis cerpen diperoleh dari tes siswa selama mengikuti pembelajaran.
2. Variabel penggunaan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola diperoleh dari observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.
Tes kuantitatif dipakai untuk menganalisis hasil tes subjektif siswa yang dilakukan pada setiap siklus. Nilai masing-masing siswa pada setiap akhir siklus dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut dihitung dalam presentase dengan menggunkan rumus:

0 komentar:

Posting Komentar